Harga TBS Turun, M Gandhi Faisal Siregar : Pemerintah Harus Stabilkan Harga Pupuk

272
Muhammad Gandhi Faisal Siregar

garudaonline-Medan | Kalangan petani sawit di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Labuhan Batu, Labura dan Labusel mengeluhkan turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit belakangan ini, yang hanya mencapai Rp1.800 per Kg.

Keluhan petani sawit ini disampaikan melalui Wakil Ketua Fraksi PAN DPRD Sumatera Utara, Muhammad Gandhi Faisal Siregar, yang rajin berinteraksi dan menyerap aspirasi masyarakat ini.

“Kondisi harga TBS yang turun itu diperparah dengan naiknya harga pupuk mencapai 20 sampai 25 persen,” kata M Gandhi Faisal Siregar, Jumat (30/7/2021).

Turunnya harga TBS yang dibarengi dengan naiknya harga pupuk, membuat para petani sawit berada dalam situasi sulit, karena terjadi ketimpangan antara pendapatan diperoleh dan dana yang mesti dikeluarkan.

Akibat kenaikan harga pupuk tersebut, kata Gandhi, berdampak pada terbengkalainya pemupukan tanaman sawit. “Tingginya biaya operasional ini semakin terasa menyulitkan di tengah situasi pandemi saat ini,” ujarnya.

Untuk itu, Gandhi mengimbau pemerintah melalui instansi terkait di antaranya Dinas Pertanian dan Perindag, supaya segera turun tangan melakukan langkah-langkah riil untuk menstabilkan harga pupuk di pasaran.

Pada bahagian lain, Gandhi mempertanyakan keberadaan BUMN, khususnya PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induk holding BUMN pupuk, yang terkesan kurang optimal dalam membantu petani untuk memperoleh harga pupuk murah.

“BUMN seperti PT Pupuk Indonesia seharusnya ikut berperan dalam menjamin tersedianya pupuk murah, yang selanjutnya akan mampu meringankan beban petani untuk menjaga ketersediaan pangan di negara kita,” ujarnya.

Terbentuknya holding BUMN pupuk, tambah Gandhi, seharusnya dapat memperluas akses pupuk bersubsidi bagi petani, utamanya selama pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan beranjak dari bumi Indonesia.

Tapi, faktanya tidak sesuai ekpesktasi rakyat. Peran BUMN di bidang pupuk yang sudah ada holdingnya belum terlihat maksimal.

“Terbukti, harga pupuk di pasaran justru tetap tinggi di tengah turunnya harga sawit,” sebut M Gandhi Faisal, yang juga anggota Komisi B DPRD Sumut.(UJ)

Berita sebelumyaLangkat Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Layak Anak 2021
Berita berikutnyaCegah Covid-19, Kapolsek Labuhan Ruku Imbau Warga Patuhi Prokes