garudaonline-Medan | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) diharapkan dapat mengembangkan pendidikan integratif berbasis Wahdatul Ulum, sehingga pada akhirnya semua alumni FITK memiliki ilmu yang integratif.
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof Dr Syahrin Harahap MA mengemukakan hal itu dalam sambutannya pada peringatan Milad ke-53 FITK UINSU Medan, kemarin.
Menurut rektor, pengembangan pendidikan integratif ini sejalan dengan paradigma yang tengah dikembangkan pimpinan UINSU Medan, yaitu integration of knowledge (wahdatul ulum, kesatuan ilmu).
Kita tidak lagi mengenal istilah ilmu umum dengan ilmu agama. Pada hakikatnya semua sekolah adalah sekolah agama. “Keduanya telah kita anggap integratif,” kata Prof Syahrin.
Apa yang disebut dengan ilmu umum, kita istilahkan Islamic sciences, sedangkan ilmu agama kita sebut Islamic studies. “Semua pada hakikatnya sekolah agama,” tegas Prof Syahrin.
Lebih jauh dikemukakan Prof Syahrin, paling tidak terdapat lima hal yang memengaruhi peningkatan peran FITK UINSU Medan ke depan.
Pertama, pengembangan kelembagaan. “Dalam hal ini saya kira pimpinan FITK sudah mengembangkan kelembagaan dengan sangat baik,” kata rektor.
Kedua, transmisi ilmu, yaitu dari guru ke murid, dari perpustakaan ke murid. Ketiga, ada dorongan lebih kuat dari para tenaga pengajar, karena cakupan FITK jauh lebih luas dibanding fakultas lain.
Keempat, sarana dan prasarana, yang semakin hari semakin sempurna. Kelima, keberadaan mahasiswa dan alumni. “Mari kita jadikan fakultas ini sebagai starting point sekaligus ultimate goal,” ajak rektor.
Artinya, kata Prof Syahrin, kita berangkat dari fakultas ini dan kalau sudah berhasil di manapun, hendaknya ada yang bisa dikembalikan ke fakultas.
“Diharapkan para alumni yang sudah berhasil di luar, bisa memberikan kontribusi untuk kemajuan FITK,” kata rektor seraya menyampaikan selamat Milad ke-53 FITK.
Sebagai fakultas yang sudah matang, Prof Syahrin berharap, akan lebih banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan UINSU Medan, kemajuan bangsa dan peradaban.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UINSU Medan Dr Mardianto MPd menyampaikan sejarah FITK sejak 1968 sampai 2021.
“Sejarah FITK diawali pada 12 Oktober 1968 Fakultas Tarbiyah Cabang Sidimpuan telah tercatat dalam lustrum/ dokumen IAIN SU Medan,” kata Mardianto.
Pada 19 November 1973 menjadi FT menjadi bagian IAIN Sumatera Utara yang diresmikan saat itu, pada 1983 menerapkan program SKS, 19 November 2014 FT IAIN menjadi FITK UINSU, dan 12 Oktober 2021, FITK sudah 53 tahun.
Saat ini FITK memiliki 11 program studi sarjana, yaitu Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, Tadris Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Manajemen Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Tadris IPS, Tadris Biologi dan Tadris Bahasa Indonesia.
Program Magister ada tiga yaitu Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Agama Islam, dan Bahasa Inggris serta program Doktor Manajemen Pendidikan Islam.
“Jumlah mahasiswa FITK UINSU saat ini tercatat sebanyak 7.347 dan alumni sarjana 17.612 orang,” ungkap Mardianto.
FITK UINSU Medan tercatat pernah dipimpin Hasbi AR (1968-1973), HM Daud Ibrahim (1974-79), Fakhrurrazi Dalimunthe (1979-1985), Agus Salim Lubis (1985-1988, 1988-1989), Zaini Khalish Hamdy (1989-1991), Hj Chalijah Hasan (1991-1995, 1995-2000), Bahasan Siregar (2001-2005), Irwan Nasution (2005-2011), Syafaruddin (2012-2016), Amiruddin Siahaan (2016-2020), Mardianto (2020 sampai sekarang).
Peringatan milad bertema ‘Mengukir Sejarah, Menjalin Saudara dalam Meraih Berkah dari FITK untuk UINSU Medan Kita’ dan dipandu Dr Muhammad Rifai ini juga diisi dengan testimoni alumni pertama Fakultas Tarbiyah Dra Hj Yusnaini MAg.
Selanjutnya testimoni dari alumni Prof Haidar Putra Daulay, Syaukani AR, Dr KH Amiruddin MS, Prof Syafaruddin, Kolonel Inf Dr Syawal Fahmi, dan Ketua Alumni Usman Hasibuan.(UJ)
