garudaonline-Medan | Ketua Komisi A DPRD Sumut Hendro Susanto mengapresiasi langkah BNN Provinsi Sumut, menggerebek kampus FIB USU untuk memberantas peredaran narkoba.
Namun, Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut ini menyatakan tidak sependapat dengan munculnya informasi, BNNP Sumut menjadikan mahasiswa yang tertangkap itu sebagai duta antinarkoba.
“Saya cukup prihatin terhadap kondisi kampus, yang seharusnya menjadi tempat dialektika intelektual justru dinodai dengan perbuatan melawan hukum,” kata Hendro, Senin (18/10/2021).
Penggerebekan BNN Provinsi di kampus USU itu patut diapresiasi sebagai langkah, yang sama semangatnya dengan DPRDSU dan Pemprovsu dalam memberantas narkoba di daerah ini.
“Kita merasa sedih dan berduka, karena kampus sebagai sebuah identitas pendidikan dalam membangun bangsa, dan mahasiswa sebagai agent of change justru dicemari oleh narkoba,” ujarnya.
Hendro menyebut, pihaknya mendapat laporan dari BNN Provinsi Sumut, bahwa barang itu didapatkan dari oknum alumni. Dalam hal ini aparat perlu memberikan efek jera.
“Ini harus diberikan efek jera. Kampus tidak boleh dikotori dengan perbuatan seperti ini. Semua pihak harus bertanggungjawab,” tegas Hendro.
Atas dasar itu pula, Hendro menegaskan merupakan hal yang aneh apabila mereka yang menjadi pengguna narkoba, kemudian dijadikan duta antinarkoba.
Lebih jauh Hendro meminta petugas agar menyelidiki lebih lanjut perkara tersebut. Harus melihat lebih detail, apakah benar mereka pemakai atau bagian dari jaringan pengedar.
“Peristiwa ini harus diselidiki lebih lanjut. Apakah benar mahasiswa sebagai pemakai, korban atau memang bagian dari siklus mata rantai proses peredaran narkoba ini,” ujarnya.
Wakil rakyat dari Dapil Langkat-Binjai ini juga meminta supaya dituntaskan dulu masalah hukumnya, baru selanjutnya dibicarakan bagaimana penanganannya.
“Kalau memang para mahasiswa tersebut benar murni merupakan pecandu, maka solusinya adalah perlu segera dilakukan rehabilitasi,” kata Hendro.(UJ)
