
garudaonline-Batu Bara | Kekurangan zat besi atau dikenal dengan sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat, yang sering ditemui di kalangan masyarakat kurang beruntung secara ekonomi.
Sehingga masyarakat ini masuk dalam golongan rawan gizi dimulai dari ibu hamil, menyusui, anak balita, anak sekolah, anak pekerja atau buruh yang berpenghasilan rendah.
Karenanya, Pemkab Batu Bara melalui Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan UPT Disdik Sumut serta TP-PKK dan Laskar Istana, memilih remaja putri sebagai objek kegiatan pemberian tablet tambah darah.
Dilanjutkan dengan penyematan selempang Duta Tablet Tambah Darah bagi siswi SLTA sederajat (SMA, SMK dan MA).
Hal itu disampaikan Ketua TP-PKK, Ny Maya Indriasari Zahir dalam acara penyematan selempang duta tablet tambah darah kepada remaja putri SMA, SMK dan MA perwakilan se-Kabupaten Batu Bara di halaman SMAN 1 Tg Tiram, Kamis (20/1/2022).
Menurut Maya, remaja adalah penentu dari tinggi rendahnya kualitas pemuda dan bangsa di masa depan. Penanganan sedini mungkin sangat berarti bagi kelangsungan pembangunan daerah dan bangsa umumnya.
Dampak negatif anemia gizi pada anak balita sangatlah serius, karena mereka sedang dalam tumbuh kembang yang cepat, nantinya akan berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasannya.
“Selama ini upaya penanggulangan anemia gizi masih difokuskan pada sasaran ibu hamil,” kata Maya Indriasari.
Ia menjelaskan, pemberian tablet tambah darah ini dilakukan setiap minggu sebagaimana surat edaran Kemenkes RI, Dirjen Kesmas, No HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur.
“Yakni, diberikan dengan dosis satu tablet per minggu untuk sepanjang tahun dan pemberian TTD dilakukan untuk remaja putri usia 12-18 tahun,” terang Maya.
Sementara, Kadis Kesehatan Wahid Khusyairi mengatakan, kegiatan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan WUS yang dilakukan, utamanya KIE yaitu promosi atau kampanye tentang anemia.
Kegiatan ini merupakan kontribusi gizi untuk penurunan kasus kematian ibu, dengan pencegahan anemia pada anak sekolah (remaja putri) secara mandiri.
“Perlu sosialisasi terus-menerus di sekolah (SMP/SMA/SMK maupun Madrasah Aliyah) yang mempunyai murid putri banyak, dengan tetap koordinasi dari Dinas Pendidikan dan UPT-nya dan terintegrasi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah),” terang Wahid.
Upaya kesehatan bersumber masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat dan lintas OPD. Kegiatan ini juga akan melantik duta-duta remaja putri kita di Kabupaten Batu Bara.
Sementara, Ka UPT Disdik Sumut diwakili Kasi SMK Barita Manullag menyampaikan dukungannya dan menurutnya kegiatan ini sangat positif karena anak-anak menjadi duta tablet tambah darah (TTD).
Manullang berharap kepada guru pendamping agar ikut menyukseskan program hebat ini yang digagas Ketua TP-PKK, Maya Indriasari Zahir.
Sementara Kadisdik Batu Bara, Ilyas Sitorus mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Pemkab Batu Bara dalam mempersiapkan tumbuh kembang generasi penerus lebih baik.
Dan, salah satu adalah upaya pencegahan dan penurunan stunting secara dini serta mensosialisasikan dan mendistribusikan tablet tambah darah bagi remaja putri di lingkungan sekolah lanjutan tingkat atas seperti SMA, SMK dan Madrasah Aliyah yang ada di Batu Bara.
Ilyas menambahkan, di lingkungan pelajar putri se-Kabupaten Batu Bara telah dibentuk MUTIARA (Mencegah kUrang darah pada remaja putri Batu Bara).
Hal ini mendapat dukungan dari semua stakeholder pendidikan khususnya Kepala SLTA se-Kabupaten Batu Bara melalui Forum MKKS SMA, SMK dan Madrasah Aliyah.
“Salah satu poin kesepakatannya adalah memfasilitasi dan memantau pelaksanaan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja putri di sekolah seminggu sekali sebagaimana disepakati bersama,” sebut Ilyas.(SUSI)