Skandal Narkoba Lapas: CCTV Bocor, Oknum Diduga Terlibat

Modus baru penyelundupan narkoba ke lembaga pemasyarakatan (lapas) tengah menjadi sorotan. Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengungkapkan kecurigaan adanya keterlibatan oknum petugas

Redaksi

Skandal Narkoba Lapas: CCTV Bocor, Oknum Diduga Terlibat
Skandal Narkoba Lapas: CCTV Bocor, Oknum Diduga Terlibat

Modus baru penyelundupan narkoba ke lembaga pemasyarakatan (lapas) tengah menjadi sorotan. Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengungkapkan kecurigaan adanya keterlibatan oknum petugas dalam praktik ilegal ini. Penyelundupan tersebut diduga memanfaatkan teknologi canggih dan celah keamanan yang ada.

Sahroni mendesak pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan mempersempit celah yang memungkinkan praktik ini terjadi. Ia menyatakan kecurigaan kuat adanya oknum yang terlibat kerjasama dengan pihak luar lapas. “Semua urusan terkait narkoba harus dipersempit ruang transaksinya dengan pengawasan ketat,” tegas Sahroni.

Modus Baru Penyelundupan Narkoba Melalui CCTV

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, Soedeson Tandra, mengungkapkan modus baru penyelundupan narkoba di lapas. Temuan ini diungkapkannya dalam rapat kerja Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Modus ini memanfaatkan CCTV berteknologi 360 derajat yang terhubung dengan jaringan WiFi di dalam lapas. Sistem ini memungkinkan narapidana berkomunikasi dan menerima instruksi dari luar lapas tanpa menggunakan telepon seluler.

Tandra mengatakan bahwa teknologi yang digunakan sudah sangat canggih. Penyelundupan narkoba kini tidak lagi bergantung pada metode tradisional. Penggunaan CCTV ini menunjukkan tingkat kecanggihan operasi penyelundupan yang semakin sulit diantisipasi.

Peran Oknum dan Lemahnya Keamanan Lapas

Dugaan keterlibatan oknum petugas lapas dalam modus baru ini semakin memperkuat urgensi reformasi sistem keamanan di lembaga pemasyarakatan. Kerjasama antara narapidana dan oknum petugas merupakan kunci keberhasilan penyelundupan tersebut.

Pengawasan yang lemah dan kurangnya teknologi pendeteksi yang canggih di beberapa lapas memberikan ruang gerak bagi para pelaku untuk beroperasi. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan teknologi pengawasan dan pelatihan petugas yang lebih ketat.

Perlunya Peningkatan Anggaran dan Teknologi

Soedeson Tandra menyatakan bahwa penanganan masalah narkoba di Indonesia harus lebih serius. Ia menyarankan peningkatan anggaran yang signifikan untuk menangani masalah ini. Anggaran yang ada saat ini dinilai tidak cukup untuk memperkuat pengawasan dan teknologi yang dibutuhkan.

Peningkatan anggaran ini diperlukan untuk memperbarui teknologi pengawasan, melatih petugas dengan lebih baik, serta mengembangkan strategi penanggulangan narkoba yang lebih efektif. Ini termasuk investasi dalam teknologi pendeteksi canggih dan sistem keamanan terintegrasi.

Langkah-langkah Mengatasi Masalah

  • Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap oknum petugas yang terlibat.
  • Implementasi teknologi pengawasan yang lebih canggih di semua lapas di Indonesia.
  • Peningkatan pelatihan dan pengembangan kapasitas petugas lapas dalam mendeteksi dan mencegah penyelundupan narkoba.
  • Kerjasama antar lembaga (BNN, Kepolisian, dan Kementerian Hukum dan HAM) untuk memperkuat sinargi dalam penanggulangan narkoba.

Pengungkapan modus baru penyelundupan narkoba ini menjadi peringatan bagi seluruh pihak untuk bersama-sama berupaya memberantas perdagangan ilegal ini. Langkah-langkah komprehensif dan kerja sama yang kuat sangat diperlukan untuk menciptakan lapas yang benar-benar aman dari peredaran narkoba.

Perlu diingat, permasalahan narkoba merupakan masalah nasional yang membutuhkan perhatian dan tindakan serius dari semua pihak. Hanya dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, Indonesia dapat membebaskan dirinya dari ancaman peredaran narkoba yang semakin canggih.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar