AC Milan menunjukkan dua sisi berbeda dalam performa mereka. Di satu sisi, mereka tampil dominan saat menghadapi rival sekota, Inter Milan, di semifinal Coppa Italia. Namun, di sisi lain, performa konsisten masih menjadi tantangan bagi Rossoneri di Liga Italia.
Kemenangan telak 3-0 atas Inter Milan di leg kedua semifinal Coppa Italia (agregat 4-1) menunjukkan kekuatan Milan di Derby della Madonnina. Dua gol Luka Jovic dan satu gol Tijjani Reijnders memastikan tiket final bagi Milan.
Dominasi Derby, Kekalahan di Liga
Lima pertandingan Derby della Madonnina di semua kompetisi domestik musim ini dimenangkan Milan atas Inter Milan. Mereka berhasil mencetak 10 gol dan hanya kebobolan 5 gol dalam periode tersebut.
Dominasi ini berkontras tajam dengan performa Milan di Liga Italia. Mereka terpuruk di peringkat sembilan klasemen.
Dari 33 pertandingan, Milan hanya meraih 14 kemenangan dan menelan 10 kekalahan.
Penjelasan Performa Inkonsisten
Gelandang Milan, Alex Jimenez, memberikan komentarnya terkait performa tim yang fluktuatif. Menurutnya, performa yang berbeda di Derby dan pertandingan lainnya adalah hal yang wajar.
Jimenez menambahkan bahwa Milan harus fokus memenangkan pertandingan-pertandingan tersisa. Ia optimis dengan kualitas tim yang dimiliki.
Menanti Lawan di Final Coppa Italia
AC Milan akan menghadapi pemenang antara Empoli dan Bologna di final Coppa Italia. Ini akan menjadi laga penting bagi Milan untuk meraih trofi bergengsi tersebut.
Terakhir kali Milan memenangkan Coppa Italia adalah pada musim 2002/2003, saat masih dipimpin oleh legenda klub, Paolo Maldini.
Kemenangan di Coppa Italia bisa menjadi pencapaian signifikan bagi AC Milan di tengah performa yang kurang konsisten di liga. Keberhasilan mengatasi Inter Milan di Derby menunjukkan potensi besar yang dimiliki skuad Rossoneri, dan hal ini diharapkan dapat berlanjut hingga final Coppa Italia dan memperbaiki performa di Liga Italia.
