Acosta Kritik Keras Aturan Tekanan Ban: Kasus Penalti Vinales

Aturan tekanan ban di MotoGP 2025 kembali menjadi sorotan setelah Maverick Vinales dijatuhi penalti berat di MotoGP Qatar. Insiden ini memicu perdebatan, termasuk dari pembalap

Redaksi

Aturan tekanan ban di MotoGP 2025 kembali menjadi sorotan setelah Maverick Vinales dijatuhi penalti berat di MotoGP Qatar. Insiden ini memicu perdebatan, termasuk dari pembalap muda berbakat, Pedro Acosta, yang menilai aturan tersebut perlu ditinjau ulang.

Vinales tampil gemilang di balapan utama, bahkan sempat bersaing ketat dengan Marc Marquez untuk memperebutkan kemenangan. Namun, prestasi mengesankannya sirna karena pelanggaran aturan tekanan ban minimum.

Penalti Berat Vinales dan Kontroversi Aturan Tekanan Ban

Start dari posisi keenam, Vinales menunjukkan performa luar biasa dan berhasil finis di posisi kedua. Sayangnya, ia dijatuhi penalti 16 detik karena tekanan ban motornya tidak memenuhi standar minimum yang telah ditetapkan.

Penalti tersebut membuat Vinales terjerembab ke posisi ke-14. Kejadian ini memicu pertanyaan tentang kelayakan aturan tekanan ban yang dianggap terlalu ketat dan merugikan pembalap.

Pendapat Pedro Acosta: Aturan Perlu Ditinjau Ulang

Pedro Acosta, pembalap KTM, menyatakan keprihatinannya terhadap aturan tekanan ban tersebut. Ia menyoroti inkonsistensi penerapan aturan dan dampaknya yang signifikan terhadap hasil balapan.

Acosta mencontohkan situasi di MotoGP Thailand di mana beberapa pembalap juga mengalami masalah serupa. Namun, tingkat keparahannya berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor.

Menurutnya, pembalap sulit memprediksi perubahan suhu sepanjang balapan, termasuk pengaruh angin. Aturan yang kaku justru berpotensi merugikan pembalap yang seharusnya berhak mendapatkan podium atau bahkan kemenangan.

Dampak Aturan Terhadap Strategi Balapan dan Hasil Akhir

Marc Marquez, juara MotoGP Thailand 2025, juga pernah mengalami situasi serupa. Ia sengaja mengurangi kecepatan di tengah balapan untuk menjaga tekanan ban depan.

Acosta menekankan ketidaklogisan aturan yang dapat membatalkan podium, bahkan kemenangan, bagi pembalap tercepat. Ia memberikan contoh skenario di mana Vinales bisa saja menang, namun kemenangannya dibatalkan karena pelanggaran aturan tekanan ban.

Ia berharap pihak penyelenggara MotoGP dapat mempertimbangkan kembali aturan tekanan ban agar lebih fleksibel dan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan ban selama balapan. Hal ini penting agar hasil balapan lebih mencerminkan kemampuan dan strategi pembalap.

Secara keseluruhan, kontroversi ini menyorot pentingnya peninjauan kembali regulasi teknis di MotoGP agar tetap adil dan tidak merugikan pembalap yang telah berjuang keras di lintasan. Peraturan yang terlalu ketat dapat mengurangi daya saing dan mengurangi daya tarik balapan itu sendiri.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar