Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, melontarkan protes keras terhadap jadwal pertandingan La Liga yang memaksa timnya berhadapan dengan Villarreal hanya tiga hari setelah laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions melawan Atletico Madrid. Pertandingan melawan Atletico berakhir dramatis lewat adu penalti, mengakibatkan kelelahan fisik yang signifikan bagi para pemain Real Madrid.
Kekecewaan Courtois terungkap setelah Real Madrid berhasil mengalahkan Villarreal. Ia menyatakan, “Hari ini kami tidak dihormati. Beban fisik yang kami alami sangat besar, pertandingan seharusnya bisa dimainkan pada hari Minggu pukul 18.30.” Ia menambahkan, “Kami bermain ketika kami harus bermain, tapi tidak normal jika harus bertanding pada hari Sabtu setelah bermain 120 menit pada hari Rabu.”
Courtois menganggap jadwal tersebut tidak adil bagi tim-tim besar seperti Real Madrid. Ia membandingkannya dengan Premier League yang memberikan waktu istirahat yang lebih layak bagi tim-tim yang berlaga di Liga Champions. “La Liga tidak ingin menjadwalkan pertandingan tiga tim besar pada hari yang sama. Di Premier League, tim-tim yang bermain di Liga Champions bertanding pada hari yang sama,” tegasnya.
Bentuk Ketidakadilan dan Dampak Fisik
Menurut Courtois, jadwal yang padat dan tidak merata tersebut merupakan bentuk ketidakadilan terhadap tim dan para pemain. Risiko cedera pun meningkat akibat kelelahan yang ekstrem. “Ini adalah bentuk ketidakadilan terhadap tim dan para pemain kami karena ada risiko cedera,” imbuh kiper berusia 32 tahun tersebut. Hal ini terlihat jelas dari performa Real Madrid di awal pertandingan melawan Villarreal; mereka terlihat kelelahan.
Courtois mengakui bahwa Real Madrid tidak bermain maksimal di awal pertandingan. “Kami tidak memulai pertandingan dengan baik, tapi itu wajar. Kami sangat lelah,” akunya. Walaupun demikian, pengalaman dan kualitas individu pemain Real Madrid akhirnya mampu membawa mereka meraih kemenangan 2-1 atas Villarreal.
Kondisi fisik para pemain Real Madrid memang menjadi sorotan pasca pertandingan. Meskipun demikian, kemenangan tersebut membuktikan kekuatan dan kedalaman skuad Real Madrid. Keberhasilan mereka mengamankan tiga poin penting tetap menjadi catatan positif, terlepas dari jadwal pertandingan yang padat dan melelahkan.
Protes ke La Liga dan Tanggapan Resmi
Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, senada dengan Courtois. Ia menyatakan bahwa timnya tidak akan lagi bermain dalam waktu kurang dari 72 jam setelah pertandingan sebelumnya. “Saya pikir hari ini adalah terakhir kalinya kami bermain sebelum 72 jam berlalu. Kami tidak akan pernah bermain dalam waktu kurang dari itu lagi,” tegas Ancelotti dalam konferensi pers. Ia juga menegaskan bahwa klub telah menghubungi La Liga terkait masalah ini.
Ancelotti menekankan kelelahan timnya yang ekstrem, tetapi juga memuji kekuatan dan sumber daya yang dimiliki skuadnya. “Tim sangat kelelahan, tapi itu sudah kami duga sebelumnya. Kemenangan ini menunjukkan betapa kuatnya skuad kami dan sumber daya yang kami miliki,” ujarnya. Namun, pernyataan Ancelotti tentang adanya kontak dengan La Liga dibantah oleh pihak La Liga.
Dalam pernyataan resmi kepada Marca, La Liga menyatakan bahwa Real Madrid tidak pernah mengajukan permintaan resmi untuk mengubah jadwal pertandingan melawan Villarreal. Ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai transparansi komunikasi dan proses pengambilan keputusan terkait penjadwalan pertandingan di La Liga.
Pernyataan dari Courtois dan Ancelotti menunjukkan betapa pentingnya memperhatikan keseimbangan antara jadwal pertandingan yang ketat dan kondisi fisik para pemain. Ketidakpuasan Real Madrid terhadap jadwal La Liga membuka diskusi penting tentang perlunya perlindungan bagi kesejahteraan atlet profesional.
Sumber: Tribuna