Empat Blunder Fatal Arne Slot Hancurkan Mimpi Feyenoord di Final Carabao Cup

Liverpool mengalami malam yang mengecewakan setelah takluk 1-2 dari Newcastle United di final Carabao Cup, Minggu (16 Maret 2025). Kekalahan ini mengakhiri penantian panjang Newcastle

Redaksi

Liverpool mengalami malam yang mengecewakan setelah takluk 1-2 dari Newcastle United di final Carabao Cup, Minggu (16 Maret 2025). Kekalahan ini mengakhiri penantian panjang Newcastle selama 70 tahun untuk meraih gelar. Pertandingan tersebut menyoroti beberapa keputusan kontroversial pelatih Liverpool, Arne Slot, yang berujung pada kekalahan pahit timnya. Analisis lebih lanjut menunjukkan beberapa kesalahan fatal yang dilakukan Slot.

Empat Kesalahan Fatal Arne Slot di Final Carabao Cup

Sejumlah keputusan Arne Slot dalam laga ini menuai kritik. Berikut empat kesalahan terbesar yang ia buat:

1. Memasang Mac Allister untuk Menjaga Dan Burn

Gol pembuka Newcastle dicetak lewat sundulan Dan Burn, pemain jangkung yang dikawal oleh Alexis Mac Allister, gelandang Liverpool yang jauh lebih pendek. Keputusan ini sangat mengejutkan karena Liverpool memiliki bek-bek tengah jangkung seperti Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate yang lebih ideal untuk menghadapi Burn dalam duel udara. Kejanggalan semakin terlihat karena Slot tetap mempertahankan strategi ini bahkan setelah kebobolan gol pertama dari situasi bola mati.

Menjelaskan keputusannya, Slot mengatakan, “Kami bermain dengan sistem zonal marking. Kami selalu memiliki lima pemain yang menjaga area dekat gawang. Jika bola jatuh ke sana, pasti ada satu dari lima pemain terkuat kami yang akan menyerang bola itu. Kami juga memiliki tiga pemain yang melakukan man-marking, dan Macca adalah salah satunya.” Ia juga memuji kemampuan Burn: “Biasanya, pemain seperti Burn akan masuk ke zona tersebut, tapi saya rasa dia adalah pengecualian. Saya belum pernah melihat pemain dari jarak sejauh itu menyundul bola dengan begitu kuat ke pojok gawang.”

Namun, penjelasan Slot tak mampu menutupi kesalahan taktisnya. Membiarkan gelandang yang relatif pendek menjaga penyerang jangkung di situasi bola mati merupakan risiko besar yang seharusnya bisa dihindari dengan strategi yang lebih tepat.

2. Memainkan Diogo Jota yang Sedang Dalam Performa Buruk

Diogo Jota, yang mengalami paceklik gol sejak pertengahan Januari, tetap dimainkan sebagai starter. Meskipun musim ini telah mencetak delapan gol dalam 29 pertandingan, performanya jauh dari kata optimal. Di laga final, Jota terlihat kurang percaya diri dan gagal memberi ancaman berarti di lini serang Liverpool. Memilih Jota dalam kondisi tersebut adalah blunder besar yang turut berkontribusi pada kekalahan Liverpool.

Kehadiran pemain lain yang lebih tajam di lini depan seharusnya dipertimbangkan. Mengandalkan pemain yang sedang kehilangan sentuhannya di pertandingan sebesar final Carabao Cup merupakan keputusan yang berisiko tinggi dan terbukti merugikan Liverpool.

3. Terlalu Lama Menunda Pergantian Pemain

Slot baru memasukkan Federico Chiesa dan Harvey Elliott pada menit ke-74, saat Liverpool sudah tertinggal dua gol. Sejak babak pertama, sudah terlihat jelas bahwa Jota dan Luis Diaz kesulitan menembus pertahanan ketat Newcastle. Pergantian pemain yang terlambat ini menunjukkan kurangnya kepekaan Slot dalam membaca jalannya pertandingan.

Chiesa, setelah masuk, langsung memberikan dampak positif dengan mencetak gol. Sayangnya, gol tersebut hanya menjadi hiburan semata karena datang terlalu terlambat. Lebih disayangkan lagi, Elliott mengalami cedera dan harus ditarik keluar lapangan setelah pertandingan.

4. Memilih Kelleher, Mencadangkan Alisson

Keputusan untuk memainkan Caoimhin Kelleher dan mencadangkan Alisson Becker, kiper utama yang sudah fit, sangat dipertanyakan. Alisson telah bermain di semifinal, jadi tak ada alasan kuat untuk tidak menurunkan kiper utama di laga final. Meskipun Kelleher bukanlah penyebab utama kekalahan, kehadiran Alisson mungkin saja bisa membuat perbedaan di beberapa momen krusial.

Meskipun Kelleher dikenal sebagai kiper cadangan terbaik dunia, menurunkan kiper utama yang fit di final sebuah kompetisi besar seperti Carabao Cup adalah pilihan yang menimbulkan banyak pertanyaan dan bisa dibilang beresiko. Pengalaman Alisson di laga besar tentu bisa jadi faktor penentu.

Kesimpulannya, kekalahan Liverpool di final Carabao Cup bukan hanya karena performa Newcastle yang apik, tetapi juga karena beberapa kesalahan taktis yang dilakukan oleh Arne Slot. Keputusan dalam pemilihan pemain, strategi, dan pergantian pemain yang terlambat menjadi faktor penentu kekalahan tersebut. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi Slot untuk ke depannya.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar