Leicester City Degradasi: Rekor Terburuk Sepanjang Sejarah Klub

Leicester City mengakhiri musim 2024/2025 dengan catatan pahit: degradasi ke Championship. Kekalahan 0-1 dari Liverpool di King Power Stadium pada Minggu, 20 April 2025, memastikan

Redaksi

Leicester City mengakhiri musim 2024/2025 dengan catatan pahit: degradasi ke Championship. Kekalahan 0-1 dari Liverpool di King Power Stadium pada Minggu, 20 April 2025, memastikan The Foxes terbenam di posisi ke-19 klasemen akhir Premier League.

Kegagalan ini semakin getir karena diiringi rekor buruk yang mencoreng sejarah klub. Degradasi Leicester City bukan hanya sekadar turun kasta, tetapi juga menjadi bukti nyata kemerosotan performa yang dramatis.

Rekor Buruk Leicester: Delapan Kekalahan Kandang Beruntun Tanpa Gol

Leicester City mencatatkan rekor memalukan sebagai tim pertama di level kompetisi profesional Inggris yang menelan delapan kekalahan kandang beruntun tanpa mampu mencetak satu gol pun.

Rekor ini menjadi bukti nyata betapa buruknya performa Leicester di kandang sendiri sepanjang musim ini.

Gol terakhir yang dicetak Leicester di King Power Stadium terjadi pada 8 Desember 2024, saat bermain imbang 2-2 melawan Brighton & Hove Albion. Sejak saat itu, gawang mereka tak pernah lepas dari kebobolan di laga kandang.

Pergantian Manajer Tak Mampu Selamatkan Leicester

Pergantian pelatih dari Steve Cooper ke Ruud van Nistelrooy di pertengahan musim tak mampu membendung laju penurunan performa Leicester.

Di bawah asuhan Van Nistelrooy, Leicester hanya meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang dari 19 pertandingan terakhir.

Padahal, saat Cooper masih menukangi tim, Leicester masih berada di posisi 16. Pergantian pelatih justru membuat kondisi semakin memburuk.

Analisis Kinerja Van Nistelrooy

Keputusan menunjuk Van Nistelrooy sebagai pengganti Cooper tampaknya tidak memberikan dampak positif bagi Leicester.

Strategi dan taktik yang diterapkannya belum mampu mengangkat performa tim secara signifikan.

Produktivitas Serangan yang Buruk

Selain pertahanan yang rapuh, Leicester juga menderita masalah serius di lini serang. Mereka menjadi tim dengan produktivitas gol terburuk kedua di Premier League musim ini, setelah Southampton.

Leicester hanya mampu mencetak 27 gol dari 33 pertandingan, angka yang jauh dari cukup untuk bersaing di papan atas.

Minimnya gol ini menjadi faktor utama penyebab Leicester terdegradasi. Kemampuan mencetak gol yang buruk menjadi titik lemah yang tak mampu diatasi sepanjang musim.

Van Nistelrooy sendiri mengakui kekecewaannya atas degradasi ini. Ia berjanji akan memanfaatkan waktu untuk melakukan evaluasi dan perbaikan agar Leicester dapat kembali berjaya di musim depan. Tantangan besar menanti Leicester di Championship. Mereka harus bangkit dari keterpurukan dan memperbaiki segala kekurangan agar bisa kembali ke Premier League.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar