Satoru Mochizuki, pelatih Timnas Indonesia Putri yang pernah merasakan manisnya gelar juara Piala Dunia Wanita 2011 bersama timnas Jepang, tetap teguh pada komitmennya. Meskipun gagal membawa Garuda Pertiwi lolos ke Piala Asia Wanita 2026, ia menyatakan keinginannya untuk melanjutkan tugas melatih hingga kontraknya berakhir Desember 2025.
Kegagalan Timnas Indonesia Putri di kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 memang menyisakan kekecewaan. Namun, bagi Mochizuki, perjalanan panjang membangun timnas Indonesia masih jauh dari kata selesai.
Kegagalan di Kualifikasi Piala Asia 2026
Timnas Indonesia Putri, yang berstatus tuan rumah, hanya mampu meraih peringkat ketiga di Grup D kualifikasi Piala Asia Wanita 2026. Hasil ini tentu mengecewakan mengingat target awal adalah lolos ke putaran final.
Dari tiga pertandingan, Garuda Pertiwi mencatatkan satu kemenangan atas Kirgistan (1-0), dan dua kekalahan dari Pakistan (0-2) dan Chinese Taipei (1-2). Total tiga poin menjadi bukti perjalanan yang berat.
Mochizuki sendiri mengakui kegagalan ini dalam konferensi pers pasca pertandingan melawan Chinese Taipei di Indomilk Arena, Tangerang, Sabtu (5 Juli 2025). Ia menyatakan bahwa kontraknya masih tersisa hingga akhir tahun.
Visi Jangka Panjang Membangun Sepak Bola Wanita Indonesia
Meskipun gagal mencapai target terdekat, Mochizuki memiliki visi jangka panjang untuk sepak bola wanita Indonesia. Ia membandingkan perkembangan sepak bola wanita Jepang yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mencapai puncak prestasi.
Ia bergabung dengan Timnas Indonesia Putri sejak Februari 2024. Target awalnya adalah membawa tim lolos ke Piala Asia Wanita 2026 dan Piala Dunia Wanita 2027.
Mochizuki ingin menerapkan pengalaman dan pembelajarannya dari Timnas Jepang Putri, termasuk saat meraih juara Piala Dunia 2011. Ia menekankan pentingnya pembangunan jangka panjang, bahkan hingga 10, 20, atau 30 tahun ke depan.
Komitmen untuk Timnas Indonesia Putri
Pengalaman Mochizuki di sepak bola wanita internasional sangat mumpuni. Ia pernah menangani Timnas Jepang U-17, klub-klub profesional seperti Urawa Reds junior dan Vissel Kobe, serta menjadi asisten pelatih Timnas Jepang Putri.
Ia bertekad untuk membangun fondasi yang kuat bagi Timnas Indonesia Putri. Pembangunan ini membutuhkan proses bertahap dan berkelanjutan.
Mochizuki berharap diberi kesempatan untuk terus berkontribusi dalam pengembangan sepak bola wanita Indonesia. Ia ingin terus membangun tim sedikit demi sedikit hingga mencapai prestasi gemilang.
Keinginan kuatnya untuk tetap melatih Timnas Indonesia Putri, meskipun dengan hasil kualifikasi yang kurang memuaskan, menunjukkan komitmen dan dedikasi tinggi. Pengalamannya di level internasional diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola wanita Indonesia dalam jangka panjang.
Harapannya, dengan strategi pembangunan yang matang dan berkelanjutan, Timnas Indonesia Putri akan mampu bersaing di kancah internasional. Kegagalan di kualifikasi Piala Asia 2026 menjadi pelajaran berharga untuk menatap masa depan yang lebih baik.

