
garudaonline – Langkat | Plt, Bupati Langkat, H. Syah Afandin, SH (Ondim) menerima silatuhrami para pelaku wisata dan reaktivitasi objek wisata, bertempat di ruang pola Kantor Bupati Langkat, di Stabat, Senin (7/2/2022).
Dalam pertemuan tersebut, para pelaku wisata meminta dibukanya objek wisata di Langkat.
Nah, untuk itu Ondim pun menjelaskan wisata merupakan visi dan misi Pemkab Langkat. Karena itu, wisata akan segera di buka dengan ketentuan tuntaskan vaksinas dan tingkatkan Prokes sesuai dengan arahan Presiden.
Untuk itu, perlu adanya MoU pariwisata sebagai tanggung jawab dari kesepakatan dan komitmen untuk menyiapkan barkot peduli lindungi dan prokes yang ketat di lokasi wisata.
Dalam kesempatan itu Ondim juga menyampaikan bahwa Pemprovsu akan meluncurkan dana Rp. 78 miliar untuk 2 objek wisata di Langkat, yakni Bukit lawang dan Tangkahan.
”Nantinya akan di bawah kendali kepala desa. Karena itu diperlukan study banding, misalbya ke Jogja untuk peningkatan wisata,” sebutnya.
Untuk itu Ondim pun meminta dukungan dan kerjasama berbagai pihak guna kemajuan wisata di Langkat.
Sementara itu, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Langkat, Nur Elly Heriani Rambe, MM menerangkan bahwa pemerintah pusat menargetkan 244 Desa wisata mandiri di seluruh indonesia hingga tahun 2024.
Yah, diharapkan Desa di Langkat dapat berkontribusi untuk pengembangan desa wisata tersebut.
Saat ini sudah ada 9 Desa wisata yang telah ditetapkan Kabupaten Langkat. Satu desa lagi khusus untuk wisata religi yaitu Desa Besilam di Kecamatan Padang Tualang.
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekdakab Langkat, dr. H. Indra Salahudin, M.Kes., M.M, Kapolres Langkat AKBP Danu Pamungkas Totok, Kasdim 0203/LKT Mayor Inf. Teuku Husaini mewakili Dandim 0203/LKT, Kadis Kominfo H.Syahmadi, Kadis Pendidikan Dr.H.Saiful Abdi, Kalakhar BPBD Irwan Syahri, Plt.Kadis Kesehatan dr.Juliana, Kabag Prokopim Mahardhika Sastra Nasution, serta para pejabat di jajaran Pemkab Langkat lainnya.
Pengamat sosial, politik, ekonomi dan Pembangunan, Muhammad Yunus menilai dibukanya objek wisata memang patut untuk diperhitungkan. Jadi, boleh dibuka, tapi harus dengan prokes yang ketat.
(BD)