
garudaonline – Medan | Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Sumut berdampak pada penyaluran kredit yang mengalami perlambatan (4,12% -> 3,24%) tertahan oleh melemahnya Kredit Investasi (KI) hingga -10,56%. Namun demikian secara nominal, penyaluran kredit menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan II.
“Dari sisi sektoral, penyaluran pembiayaan meningkat pada sektor utama PBE dan konstruksi, namun mencatat penurunan pada sektor pertanian dan industri pengolahan,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo, Rabu (25/8).
Pertumbuhan kredit yang melambat, tambah Soekowardojo, sejalan dengan pertumbuhan restrukturisasi kredit di seluruh sektor utama Sumatera Utara. Namun demikian, risiko gagal bayar (NPL) masih relatif terjaga di angka 3,31%.
“Di sisi lain, dengan ketidakpastian ekonomi, pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) perbankan menunjukkan penurunan (12,35% -> 11,02%) didorong oleh penurunan pada kelompok perbankan jenis simpanan giro dan deposito,” paparnya
Menurut Soekowardojo, berdasarkan nominal, seluruh jenis simpanan mengalami penurunan mengindikasikan PPKM yang berkepanjangan diiringi dengan suku bunga
rendah berdampak pada penurunan minat deposan untuk menabung.
“Selain itu, berdasarkan golongan nasabah, penurunan DPK juga didorong oleh optimalisasi belanja pemerintah serta swasta yang diduga cenderung menempatkan simpanannya dalam bentuk lain atau digunakan untuk modal kerja. Namun, secara spasial DPK di Sumatera Utara mencatatkan pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya,” urainya.
(Nor)