Arsenal kembali gagal memanfaatkan keunggulan untuk meraih kemenangan. Kegagalan ini membuat peluang mereka untuk menjadi juara Liga Inggris semakin menipis, dan Liverpool semakin dekat dengan gelar juara. Kekalahan atas Crystal Palace menyoroti kelemahan fatal Arsenal musim ini: ketidakmampuan untuk menjaga keunggulan dan menutup pertandingan.
Pertandingan melawan Crystal Palace di Emirates Stadium, Kamis dini hari WIB, seharusnya menjadi kemenangan mudah bagi Arsenal. Mereka unggul cepat melalui gol Jakub Kiwior di menit kedua.
Kebiasaan Buruk Membuang Poin
Namun, Arsenal kembali menunjukkan kelemahan yang sudah sering terjadi sepanjang musim ini. Mereka gagal mempertahankan keunggulan. Crystal Palace mampu menyamakan kedudukan lewat gol Eberechi Eze di menit ke-24.
Meskipun Leandro Trossard sempat membawa Arsenal kembali unggul di menit ke-42, kesalahan fatal William Saliba di menit-menit akhir pertandingan membuat Jean-Philippe Mateta mencetak gol penyama kedudukan 2-2.
Hasil imbang ini membuat Arsenal hanya mampu meraih satu poin, dan Liverpool kini hanya terpaut satu poin dari puncak klasemen. Peluang Arsenal untuk meraih gelar juara Liga Inggris semakin menipis.
Statistik yang Mencengangkan
Data dari Squawka menunjukkan betapa buruknya performa Arsenal musim ini dalam mempertahankan keunggulan. Mereka telah membuang 18 poin dari posisi unggul musim ini. Angka ini lebih banyak daripada gabungan dua musim sebelumnya (17 poin).
Arsenal juga menjadi tim dengan jumlah hasil seri terbanyak dari posisi unggul, yaitu sembilan kali. Angka ini dua kali lebih banyak dibandingkan tim lain di Liga Inggris.
Secara keseluruhan, Arsenal menjadi tim kedua dengan jumlah hasil seri terbanyak musim ini, yaitu 13 kali, hanya kalah dari Everton (14 kali). Bandingkan dengan Liverpool yang hanya meraih tujuh hasil imbang dan 24 kemenangan.
Analisis Arteta dan Masa Depan Arsenal
Manajer Arsenal, Mikel Arteta, mengakui kekecewaannya atas hasil imbang tersebut. Ia menunjuk pada beberapa faktor yang menyebabkan timnya gagal mengamankan kemenangan.
Arteta mengatakan kepada Daily Mail, “Saat Anda tidak tampil dalam performa terbaik tapi bisa dua kali memimpin, Anda harusnya bisa memenangi laga itu tapi kami tidak bisa, terutama soal gol kedua. Ada banyak alasan mengapa kami tidak bisa mengunci laga ini, dan marjinnya pun kecil sekali.”
Pernyataan Arteta menyiratkan adanya masalah dalam strategi tim, kesalahan individu, dan mungkin juga faktor mentalitas yang perlu dibenahi. Kegagalan ini membuat Arsenal berpotensi menjadi runner-up liga untuk tiga musim beruntun.
Musim ini, Arsenal tidak bisa menyalahkan siapa pun selain diri mereka sendiri. Kebiasaan buruk membuang poin dari posisi unggul harus segera diatasi jika mereka ingin bersaing di puncak klasemen pada musim-musim mendatang. Pertanyaan besarnya adalah: apa yang akan dilakukan Arteta untuk memperbaiki kelemahan fatal ini?
Hasil imbang ini menjadi pelajaran berharga bagi Arsenal. Mereka perlu belajar dari kesalahan dan memperbaiki kelemahan mereka agar tidak mengulangi hal yang sama di masa depan. Jalan menuju kesuksesan masih terbuka, tetapi membutuhkan perubahan signifikan dalam mentalitas dan strategi permainan.