Selama Pandemi, Inflasi Sumut di Bawah Nasional

395
Soekowardojo

garudaonline – Medan | Perkembangan inflasi Sumatera Utara (Sumut) dalam dua tahun terakhir selama masa pandemi Covid-19 relatif terjaga dan cenderung di bawah sasaran inflasi nasional.

Komponen core inflation relatif lebih rendah dibandingkan kondisi normal pada tahun-tahun sebelum terjadinya pandemi di samping komponen volatile food yang relatif terjaga.

“Kondisi ini memerlukan peran aktif Pemerintah untuk melakukan program yang dapat mendorong daya beli masyarakat di tengah berbagai keterbatasan mobilitas dan aktivitas ekonomi, khususnya melalui percepatan realisasi belanja. Data Ditjen Bina Keuangan Daerah, realisasi belanja Sumut mencapai 70,87% per 19 November 2021,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Soekowardojo, Selasa (30/11).

Secara umum, tambah Soekowardojo, kelompok bahan makanan masih terus menjadi faktor pendorong utama fluktuasi inflasi/deflasi di Sumatera Utara khususnya komoditas cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goreng, dan bawang merah.

“Penguatan strategi 4K oleh TPID menjadi faktor penting untuk menjaga ketersediaan pasokan dalam jumlah yang optimal sepanjang waktu demi menjaga stabilitas harga bahan pangan. Perluasan KAD dan pemanfaatan teknologi pertanian menjadi suatu alternatif pilihan, selain penguatan sinergi dan kelembagaan dengan turut menggandeng pihak swasta untuk turut terlibat dalam upaya stabilisasi harga minyak goreng,” paparnya

Secara tahunan data perkembangan inflasi terkini Sumatera Utara mencatatkan -0,06% mtm, 0,77% ytd, dan 1,86% yoy. Secara umum realisasi ini relatif rendah dan berada di bawah sasaran inflasi nasional (3±1%). Namun demikian, rendahnya inflasi menjadi pedang bermata dua dimana hal tersebut menunjukkan perkembangan ekonomi yang belum cukup kuat sehingga pemulihan ekonomi harus terus diupayakan.

“Dalam kondisi seperti ini, Pemerintah perlu melakukan program-program yang dapat mendorong daya beli masyarakat di tengah berbagai keterbatasan mobilitas dan aktivitas ekonomi dampak Covid-19, khususnya melalui optimalisasi dan percepatan realisasi Belanja belanja di sisa waktu satu bulan terakhir pada 2021,” urainya

Inflasi tahunan Sumut terkini tercatat lebih rendah dari rerata tiga tahun terakhir sebesar 2,09% (yoy). Andil inflasi bahan makanan terpantau relatif stabil dan masih dalam rentang sasaran nasional. Adapun penurunan tekanan inflasi didorong oleh penurunan yang terjadi pada komoditas cabai merah, emas perhiasan, dan bawang merah.

“Di sisi lain tingginya harga minyak goreng menjadi faktor penahan penurunan laju inflasi lebih dalam. Tren kenaikan CPO global yang masih berlanjut menjadi pemicu utama kenaikan harga minyak goreng. Meski demikian, secara umum tingkat inflasi Sumatera Utara pada 2021 diperkirakan masih berada pada rentang sasaran nasional 3%±1% dengan potensi bias bawah,” ungkapnya.

(Nor)

Berita sebelumyaGelar Operasi Lilin, Polda Sumut Rapat Koordinasi Lintas Sektoral
Berita berikutnyaHUT ke-71 Korpolairud, Kapolri: Wujudkan Representasi Negara Hadir di Setiap Wilayah