
garudaonline-Binjai | Sejumlah warga Jalan Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, kembali menggelar unjuk rasa dengan menutup akses jalan di sana, Rabu (2/2/2022) siang.
Kali ini penutupan jalan dilakukan tepat dipersimpangan Jalan Labu, Lingkungan V, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Mereka menutup akses jalan dengan menggunakan kursi, ban mobil bekas serta menanam pisang dan ranting pohon.
Selain menutup akses jalan, masyarakat yang terdiri dari ibu, remaja wanita dan anak-anak juga membawa poster.
Beberapa poster ditujukkan dibumbui dengan berbagai tulisan bentuk kekecewaan, yang terbilang menarik dan menyentil.
Ini merupakan aksi susulan menuntut agar jalan segera diperbaiki. Sebab, masyarakat sudah bosan dengan janji-janji yang terlontar.
“Karena janji itu tak kunjung ditepati dan ini dilakukan mengingatkan Pemko Binjai, agar menepati janji mereka,” teriak warga pengunjuk rasa disambut teriakan ‘betul’.
Sebelumnya Pemerintahan Kota Binjai, jelas mereka, sempat datang ke lokasi saat aksi pertama.
Perwakilan yang hadir, Sekda dan perangkat lain termaksud Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), berjanji akan memperbaiki jalan sekitar Januari atau Februari.
Nyatanya, janji yang terucap pada aksi digelar di Lingkungan IV, Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara, Jumat (26/11/21) lalu, tak kunjung terealisasi.
Hal ini mengakibatkan emosi warga kembali memuncak. “Kalian iyalah tak berada (tinggal) di sini, coba kalian di sini, pasti kalian akan merasakan apa yang kami rasakan,” jelas salah seorang wanita.
Abu yang berterbangan dan kebisingan akibat kendaraan kelebihan kapasitas yang lalu lalang setiap harinya, sangat menyiksa warga di sana.
Mereka pun harus berhati-hati ketika melintas dikarenakan lubang yang menganga di sepanjang jalan.
Kalian bayangkan, baru lima menit saja rumah dibersihkan sudah kotor lagi. Tentu abu yang ditimbulkan mengganggu pernafasan kami.
“Belum lagi kondisi jalan rusak rawan kecelakaan dan kondisi ini usaha kami bisa gulung tikar akibat abu dan jalan rusak,” teriak ibu-ibu masa aksi.
Dengan kondisi jalan yang tak kunjung diperbaiki. Massa aksi mengaku tidak akan membuka akses jalan hingga malam hari dan ada kejelasan dari pemerintah setempat.
Aksi sendiri mengakibatkan akses jalan di sana yang banyak dilalui truk-truk mengalami kemacetan.
Pihak kepolisian pun turun ke lokasi, guna mengamankan jalannya aksi, sekaligus mengurai kemacetan yang ada. (anora)