
garudaonline – Medan l Sanctuary Harimau Barumun kehadiran tiga ekor anak Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Anak-anak harimau tersebut dalam kondisi sehat dan belum dapat membuka mata.
“Anak harimau itu diperkirakan lahir pada Minggu, 23 Januari 2022,” kata Plt Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Irzal Azhar, Jumat (4/2/2022).
Awal kelahiran ini diketahui oleh Keeper Sanctuary Harimau Barumun dari pengamatan CCTV pemantau yang beroperasi 24 jam, dan kemudian melaporkannya kepada Yayasan Parsamuhan Bodichita Mandala Medan (YPBMM).
“Dari hasil pengamatan langsung oleh petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara, dipastikan terdapat tiga anak Harimau Sumatera yang sedang menyusui dengan induknya,” jelas Irzal.
Adapun jenis kelamin ketiganya belum bisa diindentifikasi disebabkan kesulitan mengamatinya dari jarak dekat, karena kandangnya yang luas dan ditutupi semak belukar.
“Kondisi kandang dibuat sedemikian rupa menyerupai kondisi di alam, terdapat pohon-pohon, semak belukar dan sumber air. Sampai saat ini pemantauan ketiga anak harimau terus dilakukan melalui pengamatan CCTV untuk melihat perkembangan ke depan,” paparnya.
Kelahiran kembali 3 ekor anak Harimau Sumatera ini menjadi harapan baru bagi program konservasi Harimau Sumatera di Indonesia, mengingat kondisi populasinya saat ini cenderung terus berkurang dari tahun ke tahun.
“Pengurangan populasi disebabkan banyak faktor, antara lain akibat perburuan, pemasangan jerat yang mengakibatkan luka atau kematian, dan juga masih tingginya konflik dengan manusia akibat dari rusaknya habitat,” ucapnya
Sebelumnya pada 8 Desember 2018, di tempat yang sama juga telah lahir 2 ekor anak Harimau Sumatera, berjenis kelamin jantan dan betina yang diberi nama penanda “Surya Manggala” dan “Citra Kartini”. Saat ini kedua anak harimau tersebut sudah berumur 3 tahun dan sedang disiapkan untuk dilepasliarkan ke alam.
“Tahapan untuk proses pelepasliaran sudah dilakukan, mulai dari pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, pemeriksaaan kesehatan dan persiapan lokasi pelepasliaran,” terang Irzal.
Dari hasil pemeriksaan kesehatan dan analisis perilaku, Surya Manggala dan Citra Kartini direkomendasikan layak untuk segera dilepasliarkan ke alam. Rencana pelepasliaran kedua anak harimau tersebut masih menunggu hasil survey lokasi.
Dia menjelaskan tiga ekor anak harimau yang baru lahir serta Surya Manggala dan Citra Kartini lahir dari indukan yang sama, yaitu “Gadis” harimau betina dan “Monang” harimau jantan.
Gadis merupakan harimau korban konflik (terkena jerat) di Kabupaten Mandailing Natal yang dibawa ke Sanctuary Harimau BNWS (Barumun Nagary Wildlife Sanctuary) tahun 2016. Akibat terkena jerat, Gadis harus diamputasi kaki kanannya sebelah depan. Umur Gadis diperkirakan sekitar 10 tahun.
Sedangkan Monang merupakan harimau jantan yang berhasil dievakuasi dari Desa Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun pada tahun 2017.
Harimau yang terkena jerat di perkebunan warga ini dievakuasi di Sanctuary Harimau Barumun. Untuk keamanan, Monang yang diperkirakan berumur 9 tahun, berada di dalam kandang tersendiri, terpisah dari Surya Manggala dan Citra Kartini, dan juga dari Gadis serta ketiga anak harimau yang baru lahir.
Di lokasi Sanctuary Harimau Barumun yang memilki areal seluas 30 hektare itu sampai saat ini terdapat 8 ekor Harimau Sumatera sedang menjalani perawatan dan rehabilitasi. (Nor)