Trio Striker Gagal Liga Inggris: Momen Buruk Eks Arsenal dan Chelsea

Liga Inggris telah menjadi panggung bagi penyerang-penyerang legendaris yang menghibur para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Bayangan Alan Shearer mencetak gol untuk Newcastle United

Redaksi

Liga Inggris telah menjadi panggung bagi penyerang-penyerang legendaris yang menghibur para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Bayangan Alan Shearer mencetak gol untuk Newcastle United atau Thierry Henry menampilkan keajaiban dengan seragam Arsenal masih membekas di ingatan banyak orang. Kemampuan mencetak gol memang menjadi tugas utama seorang penyerang, namun peran mereka melampaui sekadar itu.

Penyerang juga diharapkan memimpin lini depan, menciptakan kekacauan di kotak penalti, dan bahkan menciptakan peluang bagi rekan setimnya. Wayne Rooney, misalnya, adalah contoh sempurna penyerang serba bisa yang berkontribusi besar bagi Manchester United, baik dalam mencetak gol maupun memberikan assist. Namun, tidak semua penyerang mampu memenuhi ekspektasi tersebut. Banyak yang gagal menjadi mesin gol yang efektif bagi klubnya.

Tiga Striker Terburuk di Liga Inggris

Berbagai sumber menyebutkan beberapa pemain yang dianggap sebagai striker terburuk yang pernah bermain di Liga Primer Inggris. Berikut ini tiga di antaranya:

Franco Di Santo (Chelsea, Wigan, Blackburn)

Franco Di Santo, pemain asal Argentina, sempat disebut-sebut sebagai talenta menjanjikan, bahkan dibandingkan dengan Diego Maradona. Namun, performanya di Liga Inggris jauh dari ekspektasi. Setelah bergabung dengan Chelsea, ia hanya bermain 16 pertandingan di semua kompetisi, delapan di antaranya di liga, tanpa mencetak satu gol pun.

Prestasi Di Santo sedikit lebih baik di Wigan Athletic, mencetak 13 gol dalam 92 pertandingan liga. Namun, perjalanannya di Blackburn Rovers bahkan lebih buruk, hanya satu gol dari 22 pertandingan. Walaupun ia pernah meraih dua gelar juara Piala FA, kiprahnya di Liga Inggris, khususnya di Chelsea, bisa dibilang sangat mengecewakan.

Jozy Altidore (Sunderland dan Hull City)

Jozy Altidore, pemain asal Amerika Serikat, tiba di Sunderland dengan harga transfer 9 juta Poundsterling. Ekspektasi tinggi terhadap pemain yang sebelumnya mencetak 51 gol dalam dua musim di Liga Belanda ini, sayangnya tidak terwujud. Ia tampil buruk bersama Sunderland dan Hull City, hanya mencetak satu gol dalam 47 pertandingan Liga Inggris bersama Sunderland dan satu gol lagi dalam 28 pertandingan bersama Hull City.

Meskipun ia mampu memberikan tujuh assist untuk Hull City, catatan golnya yang sangat minim tetap menjadi bukti kegagalannya di Liga Inggris. Ironisnya, Altidore memiliki karier internasional yang gemilang dengan 42 gol dalam 115 caps. Kegagalannya di Inggris menunjukkan bahwa adaptasi dan kemampuan bermain di liga yang kompetitif sangat penting bagi seorang pemain.

Yaya Sanogo (Arsenal dan Crystal Palace)

Yaya Sanogo adalah pemain muda yang diharapkan dapat bersinar di Arsenal. Ia bergabung dengan The Gunners dari Auxerre pada tahun 2013, tetapi kariernya jauh dari harapan. Dalam empat tahun bersama Arsenal, ia hanya membuat 11 penampilan liga tanpa mencetak gol.

Pinjaman ke beberapa klub juga tidak membuahkan hasil yang signifikan. Di Crystal Palace, ia juga gagal mencetak gol dalam 10 pertandingan liga. Performanya yang buruk di Liga Inggris membuat namanya tercatat sebagai salah satu striker terburuk yang pernah bermain di kompetisi tersebut. Saat ini ia bermain di kasta kedua sepak bola Cina, jauh dari sorotan Premier League.

Ketiga pemain ini menjadi bukti bahwa tidak semua pemain yang berbakat di liga lain dapat langsung beradaptasi dengan kerasnya persaingan di Liga Inggris. Faktor seperti tekanan, gaya bermain yang berbeda, dan kemampuan beradaptasi sangat berpengaruh terhadap performa seorang pemain.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar