Warga Kuala Langkat: Rumah Pembinaan Cana Bukan Tempat Penyiksaan

198
Beberapa orang warga Kuala Langkat memberikan keterangan dan tanggapannya kepada wartawan terkait rumah pembinaan Cana

garudaonline – Langkat | Pasca-OTT isu miring terus menerpa Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Peranginangin (Cana). Di antaranya tudingan melakukan praktik perbudakan moderen.

Tempat pembinaan korban penyalahgunaan narkoba yang dikelolanya, diisukan menjadi tempat penyiksaan.

Nah, yang jadi pertanyaan, kenapa baru sekarang hal itu dipersoalkan, padahal sudah lama dan semua orang, terutama para pejabat juga tahu ?

Segala tudingan miring itu dibantah dengan tegas oleh warga Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat.

Mereka geram, sosok Cana yang telah memberikan kontribusinya bagi korban penyalahgunaan narkoba malah disudutkan dan dituduh melakukan perbudakan moderen.

“Tidak terima kami kalau tempat ini disebut sebagai tempat penyiksaan dan perbudakan moderen. Dari tempat inilah anakku sembuh dari narkoba,” tegas R br Sembiring (49), Selasa (25/1) sore, seraya menyebutkan bahwa tiga orang anaknya pernah dirawat dan sembuh di tempat pembinaan itu.

Wanita berdarah Karo itu menambahkan, dirinya sendiri yang memaksa dan mengantarkan anaknya untuk menjalani rehab di tempat pembinaan itu.

Dengan adanya tempat pembinaan itu, suasana kamtibmas di sana juga terjaga. Karena, angka penyalahgunaan narkoba turun dengan drastis. Selain itu, tambahnya, angka kriminalitas seperti pencurian di sana juga menurun dengan signifikan beberapa tahun belakangan ini.

Senada disampaikan J Barus (39). Mantan pengguna narkoba ini juga merupakan ‘alumni’ dari tempat pembinaan tersebut. Dia akhirnya sembuh dari sana, setelah sebelumnya beberapa kali tertangkap polisi.

“Aku saksi hidup yang pernah dibina di tempat pak Cana. Tidak pernah dibatasi kami makan di sana. Sekarang aku sudah sembuh. Jadi, silahkan tanya kami di sini tentang tempat pembinaan itu, jangan tanya sama orang yang tidak tau,” tegas pria yang dibina pada 2019 silam itu.

Lebih lanjut, dia pun menambahkan, diperkirakan sudah ratusan korban penyalahgunaan narkoba yang sembuh dari tempat pembinaan Cana itu sejak tahun 2012 silam. Tak sedikitpun biaya yang dikeluarkan bagi korban, semua biaya pembinaannya ditanggung oleh Cana.

“Sudah ratusan korban yang sembuh dari sini, kenapa baru sekarang ditanya izinnya. Selama ini, kemana pihak yang katanya peduli dengan penyalahgunaan narkoba. Apa yang sudah mereka buat untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa ini,“ ujar warga dengan kompaknya.

(BD)

Berita sebelumyaKapolri Rotasi Sejumlah Kapolres di Jawa Timur
Berita berikutnyaPolres Nisel Raih Peringkat Ketiga Terbaik IKPA dari KPPN Gunungsitoli