Misteri JPP 40 Gantar: Surga Tersembunyi Bandung Timur

Wanawisata Alam Jati Plus Perhutani (JPP 40) di Indramayu, Jawa Barat, pernah menjadi destinasi wisata alam yang populer. Dengan tiket masuk hanya Rp5.000, pengunjung dapat

Redaksi

Misteri JPP 40 Gantar: Surga Tersembunyi Bandung Timur
Misteri JPP 40 Gantar: Surga Tersembunyi Bandung Timur

Wanawisata Alam Jati Plus Perhutani (JPP 40) di Indramayu, Jawa Barat, pernah menjadi destinasi wisata alam yang populer. Dengan tiket masuk hanya Rp5.000, pengunjung dapat menikmati keindahan hutan jati yang rindang.

Berbagai aktivitas ditawarkan, mulai dari berfoto, berkemah, hingga mencoba wahana seperti berkuda, flying fox, dan becak mini. Terdapat pula minizoo yang menambah daya tarik wisata ini.

Kejayaan JPP 40 di Masa Lalu

JPP 40 yang terletak di Baleraja, Kecamatan Gantar, Indramayu, mengalami puncak kejayaannya pada tahun 2018. Pengunjung membanjiri lokasi ini untuk menikmati kesejukan dan keindahan hutan jati.

Suasana yang asri dan berbagai wahana yang tersedia menjadikan JPP 40 pilihan tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman. Menikmati senja di lokasi ini pun menjadi daya tarik tersendiri.

Pandemi Covid-19 dan Dampaknya terhadap JPP 40

Pandemi Covid-19 yang dimulai pada tahun 2019 menjadi titik balik bagi JPP 40. Penutupan sementara akibat pandemi menyebabkan penurunan drastis jumlah pengunjung.

Kevin Sanjaya, warga sekitar, menjelaskan bahwa larangan beroperasi selama pandemi menjadi penyebab utama sepinya pengunjung. Kondisi ini berdampak pada kurangnya perawatan fasilitas wisata.

Setelah pandemi mereda, JPP 40 belum pulih sepenuhnya. Kurangnya perawatan mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas, sehingga minat pengunjung tetap rendah.

Bahkan sebelum pandemi, minat pengunjung sudah mulai menurun, meskipun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan adanya tren penurunan minat wisata alam di lokasi tersebut secara bertahap.

Masa Depan JPP 40: Antara Kemerosotan dan Harapan

Akibat sepinya pengunjung, JPP 40 kini terbengkalai. Kondisi ini terlihat dari menumpuknya sampah, warung-warung yang tutup, dan minimnya petugas yang berjaga.

Banyak karyawan terpaksa mencari pekerjaan lain, sementara beberapa diputus kontrak karena pengelola JPP 40 tak mampu lagi membiayai operasional. Para pedagang di sekitar juga memilih lokasi berjualan lain.

Saat ini, tiket masuk JPP 40 digratiskan, namun hal ini tidak serta-merta meningkatkan kunjungan. Ketidak terawatan menjadi faktor utama penyebab sepinya pengunjung.

Meskipun demikian, masih ada beberapa orang yang sesekali singgah untuk beristirahat. Kondisi JPP 40 saat ini menjadi gambaran nyata bagaimana sebuah destinasi wisata dapat mengalami pasang surut popularitasnya.

Ke depan, revitalisasi dan pengelolaan yang lebih baik menjadi kunci untuk menghidupkan kembali JPP 40. Perbaikan infrastruktur, penambahan wahana yang menarik, dan promosi yang efektif bisa menjadi langkah yang dapat dipertimbangkan.

Perlu adanya kerjasama antara pengelola, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat untuk mewujudkan kembali kejayaan JPP 40 sebagai destinasi wisata alam yang menarik di Indramayu.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar